(Foto: Dokumentasi PLN)
Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) berencana mengubah pola pendistribusian listrik untuk wilayah Indonesia jika dirinya nanti sudah resmi menjadi Presiden.
Tim transisi ekonomi Jokowi-JK, Andrinof Chaniago mengungkapkan, pola distribusi listrik itu akan diterapkan awalnya di pulau Kalimantan yang saat ini masih kekurangan listrik.
"Memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga itu prioritaskan konsep electricity bukan dari geografis jangkauan listrik, tapi jangkauan populasi, itu yang menjamin kemajuan negara," kata Andrinof di Galeri Cemara, Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Alasan mengapa di Kalimantan dikarenakan, menurut Chaniago, wilayah tersebut merupakan salah satu sumber energi namun justru pasokan listrik sangat kurang.
"Kalimantan itu 85 persen penghasil batu bara, tapi justru jatah listrik bergilir, di sana ada SPBU tapi sering warga antre solar. Ironis itu harus selesaikan dulu," tegasnya.
Senada dengan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Sony B Harsono sebelumnya mengaku meminta Jokowi-JK untuk mengembangkan infrastruktur terutama di Kalimantan mengenai masalah listrik.
"Waktu Pak Jokowi ke Kalimantan, dia mengungkapkan Kalimantan itu sumber energi, dan sumber mineral lain, tapi kenapa Kalimantan ini kurang listrik. Disinilah kemudian tantangan Jokowi dalam perkembangan ekonomi harus betul-betul dibantu dan dilaksanakan sepenuhnya dengan problematika yang ada," kata Sony.
Sedikit mengkritisi pemerintahan saat ini dan sebelumnya, yang menjadi konsentrasi pembangunan pembangkit listrik hanyalah di wilayah Jawa dan Bali. Hal itu yang menyebabkan kurang pemerataan.
Salah satu sebab banyak investor yang membangun listrik di Jawa dan Bali karena pemerintah memberikan insentif dalam rangka mengimbangi kebutuhan listrik di dua wilayah tersebut.
Tim transisi ekonomi Jokowi-JK, Andrinof Chaniago mengungkapkan, pola distribusi listrik itu akan diterapkan awalnya di pulau Kalimantan yang saat ini masih kekurangan listrik.
"Memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga itu prioritaskan konsep electricity bukan dari geografis jangkauan listrik, tapi jangkauan populasi, itu yang menjamin kemajuan negara," kata Andrinof di Galeri Cemara, Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Alasan mengapa di Kalimantan dikarenakan, menurut Chaniago, wilayah tersebut merupakan salah satu sumber energi namun justru pasokan listrik sangat kurang.
"Kalimantan itu 85 persen penghasil batu bara, tapi justru jatah listrik bergilir, di sana ada SPBU tapi sering warga antre solar. Ironis itu harus selesaikan dulu," tegasnya.
Senada dengan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Sony B Harsono sebelumnya mengaku meminta Jokowi-JK untuk mengembangkan infrastruktur terutama di Kalimantan mengenai masalah listrik.
"Waktu Pak Jokowi ke Kalimantan, dia mengungkapkan Kalimantan itu sumber energi, dan sumber mineral lain, tapi kenapa Kalimantan ini kurang listrik. Disinilah kemudian tantangan Jokowi dalam perkembangan ekonomi harus betul-betul dibantu dan dilaksanakan sepenuhnya dengan problematika yang ada," kata Sony.
Sedikit mengkritisi pemerintahan saat ini dan sebelumnya, yang menjadi konsentrasi pembangunan pembangkit listrik hanyalah di wilayah Jawa dan Bali. Hal itu yang menyebabkan kurang pemerataan.
Salah satu sebab banyak investor yang membangun listrik di Jawa dan Bali karena pemerintah memberikan insentif dalam rangka mengimbangi kebutuhan listrik di dua wilayah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar